tag:blogger.com,1999:blog-7026672496482314804.post3665407870498932879..comments2023-05-25T04:19:29.981-07:00Comments on DHARMOGHANDUL: DHARMO GHANDULDHARMO GHANDULhttp://www.blogger.com/profile/01787399119045760210noreply@blogger.comBlogger5125tag:blogger.com,1999:blog-7026672496482314804.post-89713775436888070382013-08-07T23:07:05.171-07:002013-08-07T23:07:05.171-07:00joko bodok mursodo tuan mana budha sama islam njin...joko bodok mursodo tuan mana budha sama islam njing!!! butak matamu.<br />bahasa mereka masih belum terpisah pisah karena kepentingan kolonialisme dan kekeuasaan islam goblok!!!<br />sebagian bukti sejarah banyak yang dihapus untuk menghilangkan bukti kkekejaman islam diwaktu itu goblok!!<br />wali yang satu sudah mati duluan umurnya dah gak yampe waktu kejadian itu setan maulana malik ibrahim sunan ampel wafat 1478 M tepat dengan runtuhnya Majapahit<br />pikirkankah??? banjir jaman dulu bencana meteuor, laut merah terbelah pikirr!!!!!!<br />Anonymoushttps://www.blogger.com/profile/05251716912199457088noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7026672496482314804.post-51904042510380515192012-08-19T06:51:36.628-07:002012-08-19T06:51:36.628-07:001.cerita ngawur masak zaman wali peralihan budha k...1.cerita ngawur masak zaman wali peralihan budha ke islam yg benar hindu ke islam.<br />2.majapahit menjadi majalengka(kabupaten di jabar,kata ini tdk ada dlm bhs jawa itu sunda)<br />3.sunan bonang (sayid kramat)pdhl sesuai bukti2 biografi sunan bonang namanya dulu (makdum ibrahim)<br />4.ada tulisan dari blmbangan kebarat sampai banten mematuhi sayid kramat,padahal wali ada 9 dan semua menyebarkan islam ditempatnya masing2,dan ini kebohongan.<br />5.masak ratu iblis buta locaya dialog dg s.bonang mengatakan pantas masuk neraka jahanam pdhl istilah nraka jahanam ini hanya ada di islam.<br />5 masak prnah ada banjir bandang di kertosono,gunng kelut yg kecil laharnya smpai ke wilis.<br />ini sama dg novel WIRO SABLENG isinya menfitnah islam.banyak yg tidak masuk akal joko mursodohttps://www.blogger.com/profile/12887286417555872547noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7026672496482314804.post-77481185152766260322012-08-19T06:47:58.401-07:002012-08-19T06:47:58.401-07:001.cerita ngawur masak zaman wali peralihan budha k...1.cerita ngawur masak zaman wali peralihan budha ke islam yg benar hindu ke islam.<br />2.majapahit menjadi majalengka(kabupaten di jabar,kata ini tdk ada dlm bhs jawa itu sunda)<br />3.sunan bonang (sayid kramat)pdhl sesuai bukti2 biografi sunan bonang namanya dulu (makdum ibrahim)<br />4.ada tulisan dari blmbangan kebarat sampai banten mematuhi sayid kramat,padahal wali ada 9 dan semua menyebarkan islam ditempatnya masing2,dan ini kebohongan.<br />5.masak ratu iblis buta locaya dialog dg s.bonang mengatakan pantas masuk neraka jahanam pdhl istilah nraka jahanam ini hanya ada di islam.<br />5 masak prnah ada banjir bandang di kertosono,gunng kelut yg kecil laharnya smpai ke wilis.<br />ini sama dg novel WIRO SABLENG.mengunakan bahasa jawa ngoko.tp penerjemannya jg ngak tahu pembukaannya pakai bhs kromo inggil cmpuran ngoko<br />joko mursodohttps://www.blogger.com/profile/12887286417555872547noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7026672496482314804.post-1325700476068751162010-11-08T07:09:52.161-08:002010-11-08T07:09:52.161-08:00sy takjub dgn tulisan ini juga sedih mengetahui be...sy takjub dgn tulisan ini juga sedih mengetahui betapa kejam sejarah runtuhnya Majapahit. dan betapa tidak berterimakasihnya seorang 'pendatang' kepada tuan rumahnya. betapa tata krama dan budaya yg agung di injak2 oleh seorang 'anak' dan 'tamu'. namun sy percaya dgn kata bijak 'ngunduh uwohe pakarti' suatu saat tanah jawa akan menjadi OBORE JAGAD atau mercusuar dunia karena para leluhur akan membawanyamylifehttps://www.blogger.com/profile/10970548804634119657noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7026672496482314804.post-48850501349752642062008-11-26T08:19:00.000-08:002008-11-26T08:19:00.000-08:00Manunggaling Kawula lan GustiDalam gumelaring jaga...Manunggaling Kawula lan Gusti<BR/><BR/>Dalam gumelaring jagad, atau tergelarnya alam semesta manusia selalu ingin tahu darimanakah dia berasal. Dalam khazanah pengetahuan Jawa, keingin-tahuan ini diwujudkan dalam sebuah konsep yaitu Sangkan Paraning Dumadi, alias Asal Usul Jagad-raya. Manusia Jawa melihat alam semesta ini tidak hanya yang berwujud saja melainkan juga yang tanpa wujud. Wujud di sini di artikan semua kenyataan hidup (kasunyatan) yang dapat dijangkau dengan indera, sementara tanpa wujud adalah suatu hal yang kelima panca indera manusia tidak mampu menjangkaunya. Pandangan universal Jawa ini menyatakan bahwa Manusia adalah titah dumadi yang merupakan satu kesatuan yang utuh dan harmonis dengan jagad rat pramudhita (jagad raya seisinya). Dengan demikian, maka orang Jawa kurang mempedulikan ritual - ritual yang bersifat hubungan yang khusus dengan Sang Pencipta, karena ritual tersebut pada hakekatnya juga dipandang sudah tercakup di dalam interaksi sosial (antar manusia) dan juga interaksi dengan alam sekitarnya. Dus antara pekerjaan, interaksi, dan doa, tidak ada batasan atau prinsip yang hakiki. Hal ini berarti pemujaan kepada Sang Pencipta Alam diwujudkan dalam kehidupan sehari - hari yang membumi dan riil.<BR/><BR/>Prinsip universal ini yang melahirkan istilah "sedulur tunggal dina kelahiran" (saudara satu hari kelahiran), apa artinya? yaitu bahwa apapun makhluknya yang tumbuh / muncul bertepatan dengan saat seseorang dilahirkan maka makhluk tersebut dianggap sebagai saudara. Betapa luhurnya pandangan ini. Falsafah "sedulur tunggal dina kelahiran" menegaskan betapa kedudukan manusia juga sebagai makhluk-NYA, walaupun disebutkan manusia adalah makhluk yang paling sempurna dan mulia, namun falsafah ini mengajarkan pula agar sebagai khalifah, manusia janganlah bersikap sombong dan arogan. Singkatnya, anak genderuwo, bekasakan, thethekan, kambing, kucing, monyet, tapir, tunas pohon pisang dsb yang kebetulan lahir / tumbuh bersamaan dengan lahirnya seorang manusia, maka kesemua makhluk itu harus dianggap sebagai saudara. Bahkan di jaman dahulu Orang Jawa sering membuat minuman dawet ketika ada hewan ternaknya ataupun hewan piaraannya yang melahirkan karena merayakan gumelaring titah dumadi, atau penciptaan makhluk oleh Sang Pencipta.<BR/><BR/>Dengan menganggap adanya saudara tunggal hari kelahiran ini, maka seorang manusia Jawa akan berhati - hati dalam bertindak. Ia tidak akan membabati hutan sedemikian buasnya karena siapa tahu, di dalam hutan itu ada makhluk - makhluk yang merupakan sedulur tunggal dina kelahirannya. Ia tidak akan menumpahkan polusi kedalam sungai, danau, dan laut, karena boleh jadi tindakan itu akan menyakiti saudara - saudaranya. Sayangnya keluhuran budi ini sering dianggap sebagai tahayul, gugon tuhon, bahkan tidak sedikit dianggap sesat dan bid'ah. Akibatnya adalah orang menjadi beringas, ia tidak ingkat kalau statusnya sebagai khalifah itu seharusnya membawanya menjadi orang yang bijak dan bajik. Nafsunya menguasai "rasa" sehingga tumpullah sudah persaudaran antara sesama makhluk. Manusia menjadi perusak hutan kelas wahid. Sumur, sungai, danau, laut dipenuhi racun mematikan yang membunuh flora dan fauna. Terjadilah kerusakan di mana - mana! Ketika air bah melanda, dan banjir menggenang, ratusan nyawa melayang, tapi apalah daya. Manusia mengerang merintih memohon ampunan. Dikatakannya semua itu adalah takdir, semua itu adalah ujian. Tapi Tuhan bersabda bahwa telah jelas kerusakan di muka bumi ini adalah akibat ulah manusia. Jangan pernah menyalahkan-NYA untuk nestapa yang dialami manusia.<BR/><BR/>Kesadaran bahwa manusia itu adalah bagian dari alam semesta membawa manusia Jawa kepada konsep Jagad Cilik (mikrocosmos) dan Jagad Gedhe(makrocosmos). Jagad cilik adalah manusia itu sendiri dan Jagad gedhe adalah tatanan kosmis alam semesta. Manusia perlu senantiasa menyadari bahwa kedua jagad itu harus selalu dalam keadaan harmonis. Kesadaran konstan akan pengertian bahwa Jagad Cilik dan Jagad Gedhe harus bersatu merupakan tujuan akhir seorang manusia. Artinya dalam setiap hembusan nafasnya ia selalu sadar bahwa dirinya adalah bagian dari alam semesta dan tentunya ia harus "hamemayu hayuning bhawana", atau memperindah dunia yang sudah indah ini. Untuk terus menerus sadar ini dibutuhkan sebuah tatanan atau aturan. Tatanan ini yang disebut dengan "Sedulur Papat Lima Pancer". Konsepsi yang terkesan rumit ini sebenarnya simpel, yaitu bahwa apapun di dunia ini selalu tersusun atas INTI dan PLASMA. Mulai dari galaksi sampai atom sekalipun selalu tersusun atas Inti dan Plasma. Matahari sebagai PANCER-nya dan planet planet yang mengitarinya sebagai plasma-nya. Atom tersusun atas inti atom dan kulit atom sebagai plasmanya.<BR/><BR/>Hubungan inti dan plasma ini berlangsung kekal abadi. Inti dan plasma bersinergi, yang satu tidak mungkin ada tanpa yang satunya lagi. Inti tidak bisa bekerja tanpa plasma dan demikian pula sebaliknya. Sedulur Papat tiada guna tanpa adanya Pancer dan Pancer tiada berfungsi tanpa bantuan sedulur papat. Sedulur papat dimulai saat diri seorang manusia masih berada dalam Boemi Soetji alias masih di dalam Guwa Garba seorang Ibu. Di dalam rahim ada 4 komponen utama yang mendukung kehidupan janin. Mereka adalah Air ketuban, Ari - ari (tembuni), Pusar, dan Darah. Air Ketuban yang di dalam rahim berfungsi menjaga si jabang bayi, meredam benturan, ari - ari menyerap sari makanan dari tubuh ibu, Pusar menjalan tugas sebagai saluran Darah untuk membawa sari - sari makanan yang diserap ari - ari ke dalam tubuh si bayi. Maka dari itu orang Jawa sangat menghormati fungsi keempatnya. Air ketuban yang keluar mendahului Bayi disebut sebagai Kakang Kawah, Plasenta yang keluar setelah bayi disebut sebagai Adhi Ari - ari, dan Darah disebut sebagai Ponang Getih dan terakhir Puser. Bayi sebagai pancernya dan sedulur papat sebagai plasmanya. Ketiadaan salah satu unsur membuat unsur yang lain tiada berguna.<BR/><BR/>seorang bayi beserta ke empat saudaranya ketika lahir sebenarnya hanya berpindah tempat. Ia masih berada di dalam rahim, namun bukan lagi rahim ibu biologis melainkan rahim Ibu Pertiwi. Jadi analog dengan keadaan ketika masih berada di dalam rahim seorang ibu, maka ketika manusia berada di dalam kandungan alam semesta yang disebut sebagai Boemi Moeljo ini sedulur papat selalu menemani. Singkatnya, manusia tidak akan bisa bertahan hidup tanpa adanya bantuan sedulur papat di dunia ini. Ketika lahir, sedulur papat dan pancernya disebut sebagai "Sedulur tunggal pertapan, nunggal sak wat, ning beda-beda panggonane" yang artinya "Saudara satu tubuh, keluar lewat jalan yang sama, tetapi berbeda - beda tempatnya". Nah sekarang apakah yang berada SATU TUBUH dengan diri kita, dan fungsinya adalah MENYOKONG kehidupan?. <BR/><BR/>Ingatkah kisah Damarwulan dan Minakjingga? Ketika Damarwulan ingin mendapatkan Ratu Ayu Kencanawungu, ia harus memenggal kepala Minakjingga. Apa maknanya? Kencanawungu berparas AYU, ayu itu RAHAYU, rahayu itu wilujeng, selamat. Kepala merupakan sumber nafsu. Nafsu diperlukan dalam kehidupan seorang manusia untuk membuatnya menjadi MANUNGSA SEJATI, sebenar-benar manusia. Namun apabila diperbudak oleh nafsu maka hanya akan menimbulkan kesesatan selama hidup di dunia. Maka itu agar beroleh keselamatan maka harus memenggal nafsu yang sumbernya ada di kepala anda. Ketika seseorang bersamadhi ia membuka matanya, namun nampak olehnya seorang gadis yang sangat memesona. Runtuhlah keteguhan samadhinya karena tergoda akibat MELIHAT sang gadis. Ia mengulang samadhinya, kini dengan mata terpejam. Namun lamat - lamat ia MENDENGAR si gadis melantunkan kidung dengan suara merdu bagai buluh perindu. Runtuh pula samadhinya. Kini ia kembali memulai samadhi. Ia memejamkan mata dan fokus pada samadhinya, namun ketika sang gadis semakin mendekat maka TERCIUM bau wangi aroma tubuh si gadis yang semerbak bak bunga melati. Sang pertapa kembali gentar, betapa samadhinya kini rusak. Sang Pertapa kembali memulai patrap samadhinya. Ia sudah memejamkan mata sehingga tidak bisa melihat paras ayu sang gadis. Ia sudah memantapkan tekadnya untuk tidak merespon suara, ia tiada menghiraukan bebauan yang masuk ke dalam lubang hidungnya. Sang gadis menjadi semakin dekat dengan sang pertapa, ketika ia lewat ternyata angin meniup selendang sang gadis sehingga menyentuh tubuh sang pertapa. Sang pertapa MERASAKAN kain yang halus selembut sutera dan seketika itu pula rusaklah samadhinya.<BR/>Kini jelaslah SIAPA yang berada satu tubuh dengan kita, yang berfungsi menyokong kehidupan kita. Mereka adalah Indera Penglihat, Indera Pencium, Indera Pendengar, dan Indera Perasa / Peraba. Indera Penglihat diwakili oleh Mata, Indera Pencium oleh hidung, Indera Pendengar adalah Telinga, dan Mulut mewakili Indera Perasa / Peraba. Untuk menjadi MANUNGSA SEJATI, kendalikanlah inderamu, kendalikanlah nafsumu. Ketika seseorang melihat uang tergeletak di jalan, maka timbullah nafsu untuk memilikinya. Ketika seseorang mendengar bahwa tetangganya baru saja membeli televisi plasma 30 inci, maka timbullah nafsu untuk memiliki pula, ketika niat itu tidak sampai, maka muncullah perasaan iri dan dengki. Seorang laki - laki membaui harumnya parfum seorang gadis, kemudian ia terangsang untuk memadu asmara dengan si gadis. Seseorang yang tidak bisa menahan dirinya, menggunakan lidah dan mulutnya untuk merasakan minuman dan makanan yang dilarang. Penggunaan Sedulur Papat untuk hal yang demikian tentu akan runyam jadinya.<BR/><BR/>Ketika seseorang melihat uang tergeletak di jalan, dan hatinya tergerak untuk mengembalikan kepada yang berhak. Ketika seseorang mendengar bahwa tetangganya sukses dan itu menjadikan semangat bagi dirinya untuk meraih kesuksesan pula. Ketika Seseorang membaui wangi tubuh lawan jenisnya dan ia mampu menahan gejolak birahinya. Ketika lidah dan mulut memuji kebaikan Sang pencipta. Di sanalah letak pengendalian nafsu. Ia menghormati Sedulur Papatnya dengan menunaikan tindakan yang baik dan menjauhi kebobrokan, dan dengan cara itulah ia merawat mereka. Jadi jelaslah kini bagi mereka yang ingin menyaksikan siapa itu sedulur papatnya, silakan ambil cermin dan amati serta kenalilah mereka.<BR/><BR/>MANUNGSA SEJATI adalah ia yang mampu mengendalikan nafsunya. Sebagai PANCER mampu mengendalikan PLASMA-nya. Falsafah Sedulur Papat Lima Pancer tidak hanya ada di dalam diri manusia sebagai filosofi dan jalan hidup namun juga dapat dilihat pada kehidupan sehari - hari. Di Jawa dikenal satuan minggu yang berisi 5 hari. Minggu yang berisi 5 hari ini biasa disebut PASARAN. Pasaran atau hari pasaran adalah hari dimana sebuah pasar dibuka. Biasanya yang menjadi awal adalah Pasar Kliwon yang selalu terletak di pusat kota / pusat keramaian, dan kemudian dikelilingi oleh 4 daerah lain yang masing - masing memiliki pasar yang buka pada pasaran Wage, Pon, Pahing, dan Legi. Pada pasaran Kliwon, maka pedagang dan pembeli akan berduyun duyun menuju pasar kliwon. dan pada hari - hari berikutnya mereka akan mengunjungi pasar yang lain secara bergantian. Dengan demikian di masyarakat terdapat perputaran arus uang yang adil antara PUSAT dan DAERAH, sebab masing - masing mendapatkan giliran untuk menyelenggarakan perekonomian. Pusat tidak melulu merampas hak - hak daerah, dan karena hak - haknya terpenuhi maka daerah-pun tidak akan berniat melepaskan diri dari kewenangan pusat. Lihatlah keadaan Nusantara masa kini, betapa arus uang hanya beredar di pusat dan di daerah - daerah banyak sekali pembangunan yang terbengkelai. Pada akibatnya hal ini menjadikan banyak daerah yang ingin melepaskan diri.<BR/><BR/>Mari kita perhatikan tipikal bentuk - bentuk kota di Jawa. Di tengah - tengah ada ALUN ALUN, kemudian disana ada KERATON, PENJARA, PASAR, dan MASJID yang mengelilinginya. Alun - alun atau tanah lapang adalah tempat RAKYAT BERKUMPUL. Keraton adalah tempat pemerintahan, Penjara adalah tempat pelaksanaan hukuman, pasar tempat pelaksanaan perekonomian, dan masjid sebagai sarana pendidikan dan peribadatan. Jadi jelas orang Jawa selalu berorientasi pada RAKYAT yang disimbolkan dengan Alun - alun yang terletak di tengah-tengah keempat bangunan yang lain itu. Nah semua aktifitas yang berlangsung di pusat pemerintahan, pendidikan dan peribadatan, perekonomian, dan penegakan hukum semuanya harus bermuara pada kesejahteraan rakyat. Secara vertikal, Pemimpin adalah PANCER dan rakyat adalah PLASMA. Sinergi keduanya akan membawa kemakmuran bagi negeri yang bersangkutan. Nah saat ini bagaimana kelakuan pemimpin kita? sudahkah mereka berorientasi kepada rakyat? sudahkah mereka menjadi PANCER yang dapat diandalkan? Sudahkah aktifitas pemerintahan, pendidikan dan peribadatan, kegiatan ekonomi, dan penegakan hukum dijalankan demi kemakmuran rakyat? Tanyalah kepada rumput yang bergoyang...<BR/><BR/>Ketika PANCER dan PLASMA bersinergi dengan sangat harmonis, maka terwujudlah apa yang disebut dengan MANUNGGALING KAWULA GUSTI. Manunggal bukanlah fusi. Manunggal adalah sinergi. Ibarat Sesotya lan embane, Permata dan cincinnya. Dalam sebuah cincin permata, masih bisa dilihat mana yang permata dan mana yang emas. Namun ketika sudah menjadi cincin maka keduanya bersinergi menjadi perhiasan yang bisa mempercantik diri seorang manusia. Jadi manunggaling kawula gusti adalah keadaan dimana DIRI PRIBADI menjelma menjadi sosok yang SADAR akan fungsi dan peranannya. Orang tua bila berada di rumah menjadi PANCER sebuah keluarga dimana PLASMA-nya adalah putra - putrinya. Namun ketika Si Ayah bekerja di kantor, maka ia berubah menjadi PLASMA dan pancernya adalah DIREKSI perusahaan yang bersangkutan. Ketika berada di rumah Ayah berhak mendapatkan kehormatan, namun saat berada di kantor ia harus memberikan penghormatan. Demikianlah wujud dari manunggalnya kawula lan Gusti. Kita sebagai makhluk harus TAHU DIRI dan bisa menempatkan diri kita sesuai dengan bakat dan keahlian yang kita miliki. Jangan menghakimi dan mudah melaknat orang lain karena kita BUKAN Gusti. Gusti-lah yang berhak menjadi hakim penentu kebenaran yang hakiki. Maka dari itu hiduplah sesuai dengan petunjuk Gusti, dan petunjuk Gusti itu sesungguhnya ada di mana - mana, karena kemanapun kita menoleh apabila kita sudah secara KONSTAN SADAR akan keberadaan GUSTI, maka kemanapun kita menghadapkan wajah kita di situlah kita menatap wajah Gusti.<BR/><BR/>Jadi Manunggaling Kawula Gusti bukan berarti bersatunya Makhluk dengan Penciptanya, melainkan SINERGI diantara keduanya yang melahirkan keteraturan dan keharmonisan di alam raya ini. Warangka manjing curiga, curiga manjing warangka. Bagaimana bentuk sinerginya? maka kita kembali lagi ke bagian awal tulisan ini yaitu dengan jalan menyadari akan hubungan antara manusia dengan penciptanya, manusia dengan sesama manusia, dan manusia dengan yang lain di alam semesta ini.<BR/><BR/>visit me at : http://masjensi.blogspot.com/jensihttps://www.blogger.com/profile/10627866959751138462noreply@blogger.com